Kementerian Dalam Negeri menggelar rapat koordinasi nasional pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 yang akan berlangsung di 171 daerah. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto mengatakan, Pilkada Serentak 2018 menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah melalui tahun politik.
"Kalau kita gagal memilih pemimpin, pembangunan akan terganggu," kata Wiranto di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu (20/2/2018). Apalagi, kata dia, jika penyelenggaraan pilkada diwarnai berbagai kericuhan, ketidakjujuran, dan suasana yang tidak aman. "Akan menciderai demokrasi ini," kata Wiranto.
"Semua yang terlibat dalam Pilkada ini laksanakan tugas dengan baik. Ini milik kita bersama, kehormatan bangsa disini nanti. Kita pertaruhkan," kata dia. Rakornas ajang konsolidasi Sementara itu, Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Sumarsono, mengatakan, pelaksanaan rakornas salah satunya merupakan upaya memperkuat pencegahan korupsi menjelang pilkada. "Memperkuat upaya transparansi dan akuntabilitas dana hibah pilkada dan memperkokoh netralitas birokrasi," kata Sumarsono, pada kesempatan yang sama.
Kemendagri juga menjadikan rakornas sebagai upaya konsolidasi aparatur pemerintah, pemerintah daerah, TNI, Polri, KPU, Bawaslu dalam menjaga kelancaran Pilkada. "Apakah saat kampanye, jelang pencoblosan, penghitungan suara, pengumuman hasil, dan penanganan hasil sengketa serta pengawalan jika terdapat Pilkada susulan atau Pilkada ulang," kata dia.
Hal itu termasuk untuk membangun dan menyebarluaskan semangat kebebasan berdemokrasi kepada semua pihak untuk menerima hasil pilkada secara wajar. "Siap menang, siap kalah dan lebih mengedepankan hukum dalam sengketa proses Pilkada," kata Sumarsono Ia berharap, melalui rakornas dapat semakin meneguhkan soliditas pemerintah, pemerintah daerah, dan penyelenggara Pilkada baik KPU dan Bawaslu dalam mengawal Pilkada Serentak 2018. "Sehat tanpa isu SARA, Pilkada yang jujur tanpa politik uang dan pilkada yang menggembirakan. Kita semua bersaudara," kata Wiranto.
No comments:
Post a Comment