Realisasi penerimaan pajak dari sektor
industri manufaktur mencapai Rp224,95 triliun hingga kuartal ketiga
tahun ini atau meningkat 16,63 persen dibandingkan dengan periode yang
sama tahun lalu.
Raihan ini lebih unggul ketimbang sumbangan sektor perdagangan, yaitu sebesar Rp134,74 triliun, keuangan Rp104,92 triliun, konstruksi Rp35,40 triliun, informasi komunikasi Rp32,19 triliun dan pertambangan Rp31,66 triliun, serta sektor lainnya Rp155,19 triliun.
“Ini menunjukkan kinerja industri pengolahan nasional masih positif,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resminya, Minggu (29/10).
Makanya,
dia melanjutkan, pelaku usaha didorong dapat mengoptimalkan berbagai
paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk memudahkan bisnis di Indonesia.
Apalagi, industri merupakan salah satu sektor strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
“Tak cuma menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga kontributor pajak tertinggi,” terang dia.
Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat, industri pengolahan non-migas memberi
kontribusi terbesar terhadap PDB nasional pada kuartal II 2017, yaitu
mencapai 17,94 persen.
Sementara, sektor lainnya, seperti pertanian, kehutanan dan perikanan hanya sekitar 13,92 persen, konstruksi 10,11 persen dan pertambangan dan penggalian 7,36 persen.
Merujuk data United Nations Statistics Division tahun lalu, industri manufaktur Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang sumbangsihnya signifikan terhadap PDB.
Raihan ini lebih unggul ketimbang sumbangan sektor perdagangan, yaitu sebesar Rp134,74 triliun, keuangan Rp104,92 triliun, konstruksi Rp35,40 triliun, informasi komunikasi Rp32,19 triliun dan pertambangan Rp31,66 triliun, serta sektor lainnya Rp155,19 triliun.
“Ini menunjukkan kinerja industri pengolahan nasional masih positif,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resminya, Minggu (29/10).
Apalagi, industri merupakan salah satu sektor strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi.
“Tak cuma menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tetapi juga kontributor pajak tertinggi,” terang dia.
Sementara, sektor lainnya, seperti pertanian, kehutanan dan perikanan hanya sekitar 13,92 persen, konstruksi 10,11 persen dan pertambangan dan penggalian 7,36 persen.
Merujuk data United Nations Statistics Division tahun lalu, industri manufaktur Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang sumbangsihnya signifikan terhadap PDB.
No comments:
Post a Comment