Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) meluncurkan aplikasi Safe Travel. Aplikasi ini diluncurkan untuk membantu warga negara Indonesia (WNI) yang tengah berada di luar negeri.
"Tentunya mungkin bertanya apa sih hubunganya Safe Travel dengan Kementerian Luar Negeri dan lain-lain. Satu kata kunci perlindungan WNI di luar negeri itu adalah kata kuncinya," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di Atrium Utama, Mall Central Park Jl Letjen S Parman, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (14/4/2018).
Retno mengatakan perlindungan WNI di luar negeri menjadi prioritas Kemlu. Dia mengatakan dengan adanya aplikasi ini pemerintah dan negara akan hadir untuk melindungi.
"Masalah perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri merupakan salah satu prioritas politik luar negeri kita. Aplikasi ini untuk terus melindungi WNI pada saat bepergian ke luar negeri, pemerintah dan negara hadir untuk melindungi," kara Retno.
Ia menuturkan sebelumnya Kemlu telah melakukan upaya perlindungan dengan berbagai cara. Perlindungan ini di antaranya dengan mengirimkan SMS alamat dan kontak kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) hingga peta lokasi aman di luar negeri.
Aplikasi ini mencakup informasi di 180 negara (Foto: Dwi Andayani/detikcom)
"Pergi keluar negeri ketika HP di-on-kan (dinyalakan), ada muncul SMS alamat KBRI dan kontak KBRI, artinya kita merasa kalau terjadi sesuatu kita tahu ke mana kita harus menghubungi," kata Retno.
"Itu kita lakukan Januari 2015. Januari 2017 kita kembangkan lagi ada save travel tapi dalam bentuk peta. Pada hari ini kita bisa gunakan Safe Travel dapat digunakan melalui platfom android, iPhone, dan lain-lain," sambungnya.
Adanya aplikasi ini diharapkan masyarakat bisa merasa nyaman dan aman saat bepergian. Sebab, masyarakat dapat langsung melaporkan kejadian dan mendapatkan respons cepat.
"Pada saat pergi keluar negeri dengan menggunakan aplikasi ini merasa lebih aman dan terlindungi. Kalau terjadi apa-apa silakan pencet tombol yang ada di situ. Bisa digunakan bukan hanya untuk prefensi pendeteksi dini tapi untuk memberikan respons yang paling cepat," kata Retno.
Aplikasi Safe Travel ini mencakup informasi dari 180 negara. Informasi ini terkait dengan tingkat keamanan dan kerawanan suatu negara yang ditandai dengan indikator warna, informasi alamat, nomor telepon, faksimili, alamat surel (e-mail), dan hotline perwakilan RI, baik Kedutaan Besar RI.
Selain itu terdapat pula informasi terkait alamat Konsulat Jenderal RI, ataupun bila terdapat Konsulat RI di negara tersebut. Hukum dan tata aturan yang berlaku di masing-masing negara, mata uang setempat, tempat ibadah, lokasi wisata, hingga informasi kuliner Indonesia.
Dalam keadaan darurat WNI yang berada di luar negeri dapat menggunakan fitur tombol darurat untuk mengirim foto, merekam video, menghubungi perwakilan RI terdekat dan mengirim lokasi kejadian.
Acara peluncuran ini dihadiri juga Irjen Kemenlu Rahmat Budiman, Sekertaris Utama BNP2TKI Hermono, Dirjen Dukcapil Zudan, Direktur Utama BRI Suprajarto, dan Dirjen Imigrasi Ronni F Sompie. (jbr/jbr)
"Tentunya mungkin bertanya apa sih hubunganya Safe Travel dengan Kementerian Luar Negeri dan lain-lain. Satu kata kunci perlindungan WNI di luar negeri itu adalah kata kuncinya," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, di Atrium Utama, Mall Central Park Jl Letjen S Parman, Grogol, Jakarta Barat, Sabtu (14/4/2018).
Retno mengatakan perlindungan WNI di luar negeri menjadi prioritas Kemlu. Dia mengatakan dengan adanya aplikasi ini pemerintah dan negara akan hadir untuk melindungi.
"Masalah perlindungan warga negara Indonesia di luar negeri merupakan salah satu prioritas politik luar negeri kita. Aplikasi ini untuk terus melindungi WNI pada saat bepergian ke luar negeri, pemerintah dan negara hadir untuk melindungi," kara Retno.
Ia menuturkan sebelumnya Kemlu telah melakukan upaya perlindungan dengan berbagai cara. Perlindungan ini di antaranya dengan mengirimkan SMS alamat dan kontak kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) hingga peta lokasi aman di luar negeri.
Aplikasi ini mencakup informasi di 180 negara (Foto: Dwi Andayani/detikcom)
"Pergi keluar negeri ketika HP di-on-kan (dinyalakan), ada muncul SMS alamat KBRI dan kontak KBRI, artinya kita merasa kalau terjadi sesuatu kita tahu ke mana kita harus menghubungi," kata Retno.
"Itu kita lakukan Januari 2015. Januari 2017 kita kembangkan lagi ada save travel tapi dalam bentuk peta. Pada hari ini kita bisa gunakan Safe Travel dapat digunakan melalui platfom android, iPhone, dan lain-lain," sambungnya.
Adanya aplikasi ini diharapkan masyarakat bisa merasa nyaman dan aman saat bepergian. Sebab, masyarakat dapat langsung melaporkan kejadian dan mendapatkan respons cepat.
"Pada saat pergi keluar negeri dengan menggunakan aplikasi ini merasa lebih aman dan terlindungi. Kalau terjadi apa-apa silakan pencet tombol yang ada di situ. Bisa digunakan bukan hanya untuk prefensi pendeteksi dini tapi untuk memberikan respons yang paling cepat," kata Retno.
Aplikasi Safe Travel ini mencakup informasi dari 180 negara. Informasi ini terkait dengan tingkat keamanan dan kerawanan suatu negara yang ditandai dengan indikator warna, informasi alamat, nomor telepon, faksimili, alamat surel (e-mail), dan hotline perwakilan RI, baik Kedutaan Besar RI.
Selain itu terdapat pula informasi terkait alamat Konsulat Jenderal RI, ataupun bila terdapat Konsulat RI di negara tersebut. Hukum dan tata aturan yang berlaku di masing-masing negara, mata uang setempat, tempat ibadah, lokasi wisata, hingga informasi kuliner Indonesia.
Dalam keadaan darurat WNI yang berada di luar negeri dapat menggunakan fitur tombol darurat untuk mengirim foto, merekam video, menghubungi perwakilan RI terdekat dan mengirim lokasi kejadian.
Acara peluncuran ini dihadiri juga Irjen Kemenlu Rahmat Budiman, Sekertaris Utama BNP2TKI Hermono, Dirjen Dukcapil Zudan, Direktur Utama BRI Suprajarto, dan Dirjen Imigrasi Ronni F Sompie. (jbr/jbr)
No comments:
Post a Comment